Selasa, 29 Januari 2013

0 Sains Akui Ada Kehidupan Abadi Setelah Mati

Jakarta (ANTARA News) - Satu penelitian ilmiah terbaru menunjukkan kematian bukanlah pemberhentian terakhir, sementara sejumlah observasi ilmiah menyimpulkan kehidupan dan kematian ternyata berkorespondensi dengan "alam lain" (multiverse).

Asumsi ini disempurnakan oleh teori ilmiah terbaru bernama biosentrisme.

Menurut teori ini, kendati tubuh dirancang untuk hancur sendiri, ada satu "energi" yang bekerja dalam otak, yaitu "perasaan hidup" (mengenai 'siapakah saya').

"Energi itu tidak musnah ketika manusia mati," tulis ilmuwan terkemuka dunia dan pengarang buku "Biocentrism", Robert Lanza, dalam Huffington Post, pekan ini.

Sains sendiri meneorikan energi tak bisa mati.

Menurut Lanza, energi "perasaan hidup" itu tak tercipta, tapi tak juga bisa musnah. Lantas, apakah energi ini berpindah dari satu dunia ke dunia lain?

Satu eksperimen yang belum lama ini diekspos jurnal Science memperlihatkan para ilmuwan bisa mengubah sesuatu yang sudah terjadi di masa lalu.

Lewat percobaan menggunakan "beam splitter" (perangkat optik yang membelah berkas cahaya), partikel-partikel energi diputuskan keberadaannya.

Ternyata, dari sini dapat ditentukan apa yang berlaku pada partikel ini di masa lalu sehingga seseorang dapat menyelami pengalaman di masa lalu.

Kaitan antara pengalaman dan semesta ini melampaui gagasan-gagasan manusia mengenai ruang dan waktu. Tapi biosentrisme sendiri menyatakan, ruang dan waktu bukan objek sulit seperti yang dibayangkan.

Teori ini menganalogikan waktu sebagai udara yang sia-sia berusaha ditangkap manusia karena memang tak pernah bisa diraih. Demikian pula waktu.

"Anda tak bisa melihat apapun melalui tulang tengkorak yang menyelimuti otak Anda," kata Robert Lanza.
Dia melanjutkan, "Apa yang Anda lihat dan rasakan sekarang adalah putaran informasi pada otak Anda."

Menurut biosentrisme, ruang dan waktu adalah semata alat penghimpun informasi secara bersamaan.

Oleh karena itu, dalam dunia yang tidak ada waktu dan tidak ada ruang, tak ada istilah kematian. (*)

source klik here!!

Senin, 28 Januari 2013

0 Yakin, Dialah Yang Terbaik Buat Lo?


Sejak pacaran sama dia, hidupku jadi beda..
Sejak pacaran sama dia, hidupku jadi berwarna..
Sejak pacaran sama dia, aku jadi suka buang air besar di jendela..

Itu adalah beberapa contoh testimoni orang yang sedang jatuh cinta. Indah memang, tapi di mata dia. Pernahkah kalian melihat lingkungan sekitar juga saat sedang jatuh cinta? Apakah orang-orang di sekeliling kalian masih bersikap sama? Kalo sikap dan kehidupan kalian jadi beda (nggak nyaman lagi), artinya "dia bukan yang terbaik buat lo".

Emang pacaran itu selalu nyari yang terbaik ya Litt?

Yup.. IMHO, Segala hubungan itu wajib nyari yang terbaik, bukan yang sempurna. Karena, kalo nyari pasangan yang sempurna, yang ada ntar malah sering jadian dan putus sia-sia. Soalnya emang nggak ada manusia yang sempurna. So, kita cukup nyari yang terbaik, di mana pasangan itu bisa membuat hidup kita terasa sempurna. Begitupun kita, juga harus bisa bikin pasangan kita ngerasa hidupnya sempurna, alias lengkap hidupnya.

Terus, "Pasangan yang terbaik" itu yang kayak apa Litt?

Okay, berdasarkan survey yang udah gue lakuin di beberapa lokalisasi dan lampu merah, terciptalah beberapa hasil analisa yang bakal gue jabarin di bawah ini. Gue bakal bahas beberapa gejala orang yang pacaran dengan pasangan yang salah. Here they are:

1. Gak Punya Waktu Untuk Hal Lain
Sejak pacaran sama Ningsih, Supri udah jarang melakukan hobby-nya seperti Futsal, Renang, Mancing, dan Nyebokin singa. Seluruh waktunya, dia abisin buat nemenin Ningsih. Sejak bangun tidur, sampe waktunya tidur lagi, Supri selalu harus ada di samping Ningsih. Ningsih bilang sih, itu contoh pasangan yang tak terpisahkan. Dan Supri tampaknya tak punya pilihan.

Apakah Supri nyaman? Yang bisa jawab Supri sendiri. Dengan sering sama pacar, dia berasa nggak punya kehidupan sendiri, atau Dengan sering sama pacar, dia berasa punya hidup baru yang lebih berarti? The answer is yours!

2. Tunduk Karena Takut
Banyak orang yang pacaran dan salah satunya cenderung dominan. Sedangkan pasangannya cuma bisa ngikutin misal disuruh ngapa-ngapain. Misal, waktu di mall ceweknya minta cowoknya bawain tas ceweknya, dan tasnya ini warna pink, ditambah hiasan bling-bling di mana-mana. Terus cowoknya ngikut aja. Penampilan cowoknya bakal jadi kayak orang yang abis sukses ngejambret ibu-ibu pejabat.


Kejantanannya hilang dalam sekejap mata~

Boleh-boleh aja sih, cewek minta cowoknya ngelakuin sesuatu yang DIA NGGAK BISA. Misal benerin listrik, nguras jamban, atau nyuci genteng. Dan cowoknya berhak nolak kalo misal ceweknya minta hal-hal yang nggak sewajarnya dilakukan pria, misal beli sayur, masangin pengait beha, atau buang pembalut bekas.

Tapi ada juga sih, orang yang nggak nolak permintaan pasangannya, meskipun itu permintaan terkonyol sekalipun. Yang jadi pertanyaan, dia mau ngelakuin itu karena sayang, atau karena takut si dia nyiletin tangan doang? Ask yourself. :)

3. Gak Punya Temen
Pernah nggak, kalian pacaran terus semenjak jadian itu kalian jadi jarang atau malah nggak pernah lagi ngumpul sama temen-temen setongkrongan? Semua waktunya udah dipake buat bareng pacar, tiap mau jalan ama temen, gak dibolehin pacar. Akhirnya bukannya temen-temen kalian yang menjauh, tapi kalian lah yang secara nggak sadar udah menjauh. Kalo udah kayak gini, misal kalian lagi ada masalah ama pacar, mau ke mana kalian lari? Nyariin sahabat-sahabat kalian lagi kan?

Itulah yang pengen gue omongin. Sahabat itu lebih tulus dari pacaran loh.. Saat berantem sama sahabat, terus baikan, semua bakal balik kayak semula. Tapi kalo putus sama pacar, misal baikan, semua nggak akan utuh seperti semula. Paling ntar kalo berantem lagi, masalah yang dulu-dulu bakal diungkit lagi. Jadi, kalo pacar nuntut kalian untuk nggak boleh lagi nongkrong sama sahabat-sahabat kalian dengan dasar keegoisan, udah.. Putusin aja.

4. Pacaran Karena Kasian
Supri akhirnya jadian sama Ningsih setelah Supri nembak Ningsih dan ditolak 12 kali. Endingnya Supri pake jurus andalan buat nyuri hati Ningsih. Supri ngaku-ngaku kena penyakit bisul ganas tepat di lubang pantat sehingga kalo mau kentut pun Supri akan berteriak histeris. Dia juga ngaku-ngaku hidupnya nggak lama lagi. Endingnya, Ningsih pun mau menerima Supri buat jadi pacar. Bukan pacaran karena ada kecocokan, tapi pacaran karena kasian. Mengenaskan..

Orang pacaran harusnya sih jalan tanpa ada paksaan, termasuk dipaksa oleh rasa kasian. Karena segala jenis "paksaan" itu nggak akan bisa menghasilkan kenyamanan. Tanpa adanya kenyamanan, di sana nggak bakal ada juga yang namanya ketulusan.
Udah.. Putusin aja..

5. Menghambat Mimpi
Yang namanya pasangan terbaik itu kan harusnya membuat hidup kita terasa jadi sempurna. Jadi saat kita sedang ada sesuatu untuk dikejar, harusnya pasangan nggak berhenti ngasih dukungan. Tapi kalo pasangan itu malah menghambat mimpi kalian demi sebuah keegoisan, itu bukanlah pasangan yang terbaik.

Contohnya kayak gini, kalian ada tugas dari kantor ke luar kota di hari ulang tahun si dia. Saat kalian ngasih tau dia soal hal itu, dia malah ngasih pilihan, "Kamu pilih kerjaan, atau aku?"

Pacar kayak gitu, udah... Putusin aja..

6. Nggak Punya Privasi
Sedeket-deketnya seorang pacar, dia nggak punya hak untuk menuntut kita berbagi privasi. Pasangan yang terbaik itu menghargai privasi, karena dia mampu mempercayai. Gue masih nggak ngerti sama orang-orang yang menuntut pasangannya buat bagi password twitter, facebook, email dan semua akun-akunnya.

Pelanggaran privasi gitu sebenernya malah nggak bakal menciptakan rasa aman loh. Mungkin hal kayak gitu bisa jadi bibit pertengkaran. Soalnya, apa yang dia kepoin di akun kita, bisa aja berbeda makna dengan apa yang kita tulis di sana. Kalo emang cintanya tulus, ngapain sih hal-hal kecil kayak gini juga diurus? Kalo emang mau ngasih perhatian, ya nggak cuma dengan cara ngepoin akunnya, tapi jagain orangnya dong ya~

Makin pengin tau banget kehidupan pasangan, itu semakin nunjukin ketidak percayaan. Kalo masih miara rasa gak percaya, ngapain masih dipacarin juga? Nikah sana..

Nah, dibanding contoh di atas, yang lebih ekstrim lagi, adek gue.. Dia tuker-tukeran simcard sama pacarnya! Jadi pas gue nelpon mau ngomong penting ke adek gue, yang ngangkat malah pacarnya. Tentunya gue marah.. Bukan, gue bukan marah soal nomor hape yang tukeran sama pacarnya. Gue marah karena adek gue udah ngelangkahin gue dengan punya pacar lebih dulu daripada gue. Sejak saat itu, gue bilang ke adek gue, "Udah.. Putusin aja.."#AbangSirik #AbangDengki

7. Gak Bisa Jadi Diri Sendiri 
Poin ini adalah inti dari semua poin di atas. Pasangan terbaik itu akan menerima kita apa adanya, bukan menuntut kita untuk jadi seseorang yang sesuai kriterianya. Kayak yang pernah gue bahas di postingan ini misalnya. Rasa nyaman untuk bersama pasangan itu bukan muncul dari saat kita pegangan tangan dan nyium pipi, tapi rasa nyaman itu muncul saat kita bisa jadi diri sendiri. Yeah.. Our life is too short to be someone else. Live our own life lah~

Yup.. Kayaknya itu dulu yang bisa gue share hari ini. Semoga kalian nggak ada yang ngalamin poin-poin yang udah gue sebutin di atas. Kalo emang ada yang ngalamin, tunggu apa lagi? Udah.. Putusin aja.. #JombloNyariTemen

And this is the end of the post. Kalo ada yang mengalami hal yang sama? Terjebak keadaan yang sama? Atau ada yang ngalamin hal yang belum gue sebutin di atas? Share di comment box yah! :D

Orang yang salah pilih pasangannya, bakal salah juga cara hidupnya. - Mama gue

Rabu, 23 Januari 2013

0 Kawan, Lihatlah Gue Dari NOL..

bagi yang bercita - cita ingin jadi penulis, yok baca artikel yang di copy dari shitlicious.com , inspiring banget, cocok buat kalian yang lagi jatuh dalam perjuangan menggapai kesuksesan. chek it outt.


Kawan, Lihatlah Gue Dari NOL..

Kemaren malem gue sempet "nyampah" di timeline twitter nyeritain sejarah pembuatan buku gue.. Sengaja gue cerita di atas jam 12 malem karena gue takut ada pihak yang merasa terganggu ama tweet2 gue.. Tapi gak disangka, alhamdulillah banyak juga yang ngerasa terinspirasi.. Terus, tadi siang banyak yang mention untuk ditulis di blog, biar bisa dibaca ama siapa aja. So, gue bakal ceritain secara lebih mendetail mengenai proses terciptanya buku pertama gue, SHITLICIOUS di sini..

*kuncir rambut*

Jadi, Buku ShitLicious nggak dibuat dalam waktu singkat. Iya, berawal dari minat gue yang bawaannya suka cerita, gue jadi suka nyeritain apapun yang gue alami setiap saat kepada orang2 sekitar. Karena hobby itulah, gue jadi demen buat nulis. Karena apa? karena kalo kita cerita secara lisan, suatu saat orang bisa aja lupa ama apa yang udah kita bicarakan sebelumnya. Tapi kalo kita mau menuliskan cerita kita, orang nggak bakal lupa karena mereka pasti memperhatikan setiap detail tulisan kita. In case, mereka lupa.. ya tinggal buka aja tulisan kita lagi.. Itulah kesaktian sebuah tulisan.. Tulisan itu adalah mesin waktu yang sesungguhnya. Karena tulisan mampu membawa cerita2 masa lalu untuk dipelajari oleh generasi penerus kita di masa depan..

Dari SMP sebenernya gue udah demen nulis, yah.. meskipun saat itu gue cuma punya modal "niat" tanpa "ilmu", sehingga tulisan2 gue jadi random banget. Misal awalnya niat nulis cerpen kisah2 percintaan gitu, tapi endingnya bisa bablas ke cerita soal Kamen Rider.. iya.. random banget..

Menjelang SMU, gue udah mulai tekun bikin cerpen dengan lebih terstrukturisasi. Menggunakan teknik kerangka karangan seperti diajarkan di pelajaran bahasa Indonesia, dan iseng2 gue suka ngirim buat majalah2 remaja gitu..

Terus kenapa bisa gue bikin buku ShitLicious?

Sebenernya bikin buku waktu itu belom jadi target gue sih.. Berawal dari Euforia gue karena akhirnya bisa kuliah di Jogja, gue jadi pengen nulis setiap detail cerita gue selama di Jogja. Soalnya, keluarga gue itu keluarga yang pas-pasan.. Dulu nggak pernah mikir kalo gue bakal sempet dikuliahin. Tapi ketika nyokap ngeliat ketekunan gue buat belajar dan ngeliat progress gue selama sekolah, beliau bilang,

"Kecerdasan kamu itu sangat disayangkan kalo akhirnya kamu cuma jadi pedagang kaki lima kayak anak-anak tetangga nak.."

Iya.. di kampung gue rata-rata anak mudanya cuma lulus SMP atau SMU lalu pergi merantau dan jadi pedagang kaki lima. In case they're lucky enough, mereka bakal kerja jadi kuli pabrik.

Terus gue bilang ke nyokap,

"Iya ma.. Alit janji, kalo mama mau ngasih kesempatan Alit buat kuliah, Alit nggak bakal ngebebanin hidup mama.. Alit bakal berusaha nyari makan sendiri dan nyari biaya sendiri.."

Dan nyokap pun ngasih kepercayaannya.. Iya.. Gue akhirnya kuliah.. Gue seneng banget.. itu lah kenapa gue pengen nulis setiap detail cerita2 gue selama kuliah, biar kelak cerita2 itu bisa jadi satu bukti bahwa gue bisa menikmati setiap detail impian gue yang mampu gue capai agar nanti anak cucu gue pun bisa ngebaca cerita2 itu tanpa perlu gue dongengin secara lisan..

Berawal di semester 1 kuliah gue, gue udah mulai getol buat nulis di Binder cerita2 gue. Kenapa di Binder? soalnya waktu itu gue belom punya PC/Laptop.. selama satu semester gue tulis semua cerita gue sampe 1 binder penuh.. Sampe akhirnya suatu hari, binder gue itu ketinggalan di kelas setelah gue kuliah.. Gue baru inget malemnya.. Pas esok harinya gue cek di kelas, binder gue udah nggak ada.. Itu nyesek banget..

Beberapa hari kemudian, gue ama @ragilrahasto, sohib gue dari jaman OSPEK pergi ke gramedia dan melihat sebuah buku berjudul : "KAMBING JANTAN -catatan pelajar bodoh-".

Gue beli tuh buku dan gue baca.. Dari buku itulah gue mulai tau bahwa ternyata ada Diary Maya bernama BLOG. Dari situ gue juga bisa memetik pelajaran bahwa kalo gue nulis di Diary Maya, gue nggak bakal ngalamin lagi binder ilang di kelas. Sejak saat itulah gue mulai nyeritain semua yang gue alamin di BLOG.

Awal gue ngeblog tuh di Friendster. Kenapa? Karena waktu itu gue masih gaptek. Jaman awal gue kuliah tuh internet masih belom sebooming sekarang. Jadi mungkin cuma orang2 berkelas doank yang bakal ngerti buat make Domain, hosting, blablabla.. Tapi gue sih cuek aja.. gue nggak peduli dimana gue nulis, yang penting tulisan gue bisa dibaca kapan aja dimana aja..

Gara2 gue mulai hobby ngeblog, gue jadi sering ke warnet. Iya.. gue belom punya PC.. Setelah gue pertimbangin dengan matang, gue pun ngejual motor gue satu2nya buat ngerakit PC.. Sehingga setelah motor terjual, praktis gue kuliah dan kerja dengan mengandalkan sepeda BMX..

Selama kurang lebih 2.5 taun gue rutin ngeblog di FS, sebenernya hampir nggak ada progress yang bisa dibanggain loh.. Komen sepi.. misal ada komen pun paling dari temen2 sekelas yang gue paksa baca.. jadi dalam 2.5 taun gue nulis, ada lebih dari 30 post, dan komen yang bisa dihitung pake jari. Iya.. kala itu, baca2 blog(blog walking) masih hal tabu untuk anak2 Jogja.. he he he..

Sampe akhirnya gue niatin buat meng-eksport tulisan2 di blog gue itu buat dijadiin word document. Biar apa? Biar kalo suatu saat Friendster bangkrut, gue tetep nggak kehilangan tulisan2 gue.. Gue simpen deh dokumen cerita2 itu di PC dan gue convert juga jadi PDF..

Sampe suatu hari, ada temen gue dateng ke kost buat ngerjain tugas kelompok. Iseng2 pas buka "My Documents" di PC gue, dia liat PDF yang judulnya "My Jogja Stories". Karena dia penasaran, dia pun buka PDF itu dan menyimak tulisan di sana. Beberapa menit setelah dia baca, mulutnya berbusa, badan menggelinjang, dan Alhamdulillah mengalami stroke ringan. Setelah kejadian itu, dia minta izin ke gue buat ngopy tuh PDF untuk dibawa pulang. Gue kasih deh.. Gue seneng aja kalo ada yang mau ngebaca tulisan gue..

Beberapa minggu setelah temen gue ngopy PDF itu, gue dapet email dari seseorang yang isinya :

"Hai Litt..
Kenalin namaku Devi.. Aku anak UPN angkatan 2004. Aku ngirim email ini cuma untuk bilang terima kasih ke kamu, karena berkat "My Jogja Stories"mu, aku bisa bangkit kalo lagi down pas garap skripsi. Oiyah.. aku dapet PDF itu dari temenmu, si Esa.. Dan syukurlah, sekarang aku udah wisuda.. makasih ya!!^^"

*JLEB!!*

Baca email itu, gue nggak ngerti kudu seneng apa nangis. Di satu sisi, gue ngerasa dihargai karena dia udah baca tulisan2 iseng gue. Di sisi lain, gue ngerasa kalo gue udah dilangkahi dengan dia wisuda duluan.. it's so kampret, you know?

semenjak gue dapet email itu lah, gue jadi pede buat show-off karya gue ke temen2. Gue sadar, kalo dulu tulisan gue nggak dilirik gara2 gue nulis di blog, how if gue ngeprint tuh tulisan dan gue kasih liat ke mereka?

Dan bener aja.. setelah tulisan gue jadi print out, anak2 mau ngebacanya.. Naskah setebal 140an HVS itu udah digilir ama anak2 kampus.. dan udah dicoret2 komentar2 mereka.. Gue seneng banget.. Btw, gue masih nyimpen tuh naskah keramat.. berikut penampakannya..

Kiri, print out pertama.. bekas dipinjem orang sekampus.. Kanan Print out baru. dan udah diedit terus dijilid rapi biar nggak rusak..

ini kondisi print out pertama yang udah dikomenin dan dipipisin temen2 kampus..

Dari komen2 itulah, banyak juga yang ngusulin buat ngajuin tuh Naskah ke Penerbit. Gue malah kaget.. Penerbit?? Buku?? Gue bakal jadi penulis?? That sounds great!!

Berbekal kepercayaan diri itulah, gue akhirnya ngibrit ke gramedia buat nyari alamat2 penerbit di bagian belakang cover novel2 di sana. Dari proses hunting itu, gue dapet beberapa alamat penerbit buku di Indonesia. Tanpa nunggu besok2, gue telponin satu2 penerbit itu dari wartel buat nanya apa aja sih syarat kirim naskah? gimana prosedurnya? blablabla..

Ternyata sebagian besar penerbit meminta pengirim naskah untuk memprint-out naskahnya di kertas HVS untuk kemudian dikirim ke penerbit via post.. Iya.. Gue pun ngeprint naskah gue jadi beberapa jilid untuk gue kirim ke penerbit.. Penerbit pertama yang gue coba adalah Gramedia, Gagas, dan Lingkar Pena (kalo gak salah)..

Dari penerbit itu bilang, bahwa keputusan diterima atau nggak naskah kita, perlu 4 bulan masa evaluasi. So, kalo naskah kita diterima, kita bakal dihubungin. Kalo nggak diterima, kita bakal dikacangin.. Dan kenyataannya.. selama 4 bulan lebih gue nunggu, ternyata gue "DIKACANGIN"..

Gue masih belom nyerah berkat support dari anak2 kampus. Gue pun nyoba ngehubungin penerbit2 lain dan ngirim lagi naskah gue ke mereka. Dan seperti biasa, gue kudu nunggu beberapa bulan.. Dan seperti biasa juga.. gue DIKACANGIN lagi..

Saat itu gue hampir nyerah.. impian buat jadi penulis mulai pudar karena kenyataannya naskah gue ditolak terus.. Terus iseng2 gue buka2 lagi naskah print out yang penuh komentar anak2.. gue senyum2.. Komentar2 positif dan do'a2 luar biasa yang mereka goreskan pake pena, bikin semangat gue berkobar lagi.. Gue pun memberanikan diri buat nyari penerbit lagi..

Seperti proses2 sebelumnya, Gue kudu ngeprint naskah gue dan gue kudu ngirim naskah gue via post.. Iya, gue lakuin hal itu lagi dan nunggu.. nunggu.. dan nunggu.. sampe akhirnya gue sadar bahwa gue udah DIKACANGIN lagi.. Damn! bener2 susah untuk menembus penerbit kalo kita emang belom jadi apa2 ya? Beda kasus lah kalo kita udah punya nama.. misal artis sinetron, presenter, atau blablabla.. mereka ngajuin ke penerbit pasti gampang diterima.. Tapi that's life with its' own rules..

Tapi buat gue, Hidup itu bagai film.. Kita harus menganggap bahwa diri kita ini tokoh utama, dimana memang kita perlu banyak perjuangan demi sebuah happy ending..

Kalo kamu merasa bahwa kamu itu hanya "Figuran" dalam hidup ini, maka jangan menyesal bahwa kamu nggak bakal dapet apa2 dalam ending "film" kehidupan ini..

Setelah percobaan ketiga yang gagal, dan gue hampir nyerah, secara nggak sengaja gue baca sebuah novel teenlit dan melihat alamat penerbitnya. Gue nemu alamat Gradien Mediatama, ternyata di Jogja.. Gue telpon deh.. gue tanya soal prosedur pengiriman naskah. Ternyata di Gradien, prosedurnya lebih simpel.. Gue nggak perlu ngeprint naskahnya.. cukup kirim via email..

Dengan penuh pengharapan dan do'a, beberapa minggu kemudian om Khun, dari gradien nelpon gue dan bilang kalo naskah gue diterima.. Gue nggak bisa ngegambarin perasaan gue sendiri waktu itu. Random banget.. Penulis? gue jadi penulis? IYA GUE JADI PENULIS!!!

Tapi om Khun meminta untuk ngerubah format tulisan gue yang awalnya Pure Copas dari Blog, untuk dicari "benang merah" dari tulisan gue. Benang merah itu artinya Tema buku ini rata2 ngomongin soal apa? Karena hal itulah, akhirnya gue bedah total naskah gue, gue sendiriin postingan2 khusus soal Cinta, kuliah, etc.. dan setelah gue baca2 ulang, gue sadar bahwa rata2 tulisan gue itu membahas soal keapesan gue selama hidup di Jogja.. Lalu terpilih lah judul "SHITLICIOUS", because sometimes, Shit is Delicious.. Hal nggak enak, kadang bisa dinikmati juga dari perspektif yang berbeda.. tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya..

Beberapa bulan setelah proses editing rampung, akhirnya ShitLicious terbit juga.. Gue lega.. karena gue secara resmi udah punya titel "Penulis".. :)

Tapi ujian buat gue belom berhenti.. Beberapa bulan setelah ShitLicious terbit, ternyata tuh buku return dari beberapa Toko Buku. Karena apa? Karena Nggak Laku.. Kok Bisa?? Nggak munafik yah.. Pembaca sekarang jarang yang mau nyoba2 baca buku yang ditulis oleh orang yang sama sekali nggak mereka kenal.. sedangkan gue? waktu itu yang kenal gue cuma anak2 kampus dan tukang tambal ban depan kost..

Karena ShitLicious cuma laku beberapa ribu eksemplar, royalti yang gue dapet pun sangat2 kecil untuk ukuran penulis novel.. Iya.. royalti pertama yang gue terima cuma 2,7 juta.. Nggak percaya? percayalah kawan..

Gue nggak kecewa dengan hal itu.. karena buat gue, "Jadi penulis itu kadang memang pahit kalo orientasi kamu adalah royalti.. tapi jadi penulis itu akan selalu manis kalo orientasi kamu adalah prestasi"

Maksutnya gini.. Buat gue, jadi penulis itu udah sebuah cita2.. kalo toh akhirnya gue bisa bikin buku dengan segala jerih payahnya, namanya gue udah bisa meraih cita2.. itulah yang gue sebut "Prestasi"!

Namun Tuhan akhirnya melirik usaha keras gue selama ini. Entah kesambet apa, gue iseng2 main twitter dan nulis celotehan2 random di sana. Dan kebetulan ada temen gue yang iseng nulis celotehan2 gue di Kaskus. Semenjak saat itu, jumlah follower gue naik drastis.. dan gue mulai dilirik oleh orang.. Karena hal itu juga, orang2 mulai penasaran ama buku gue.. dan mereka pun mencari2 buku gue.. Tapi sayang, karena di sebagian toko buku udah return, mereka nggak bisa nemuin buku gue, kecuali beli dari toko buku online seperti bukabuku.com, bukukita.com, atau kutukutubuku.com..

Alhamdulillah, di 6 bulan kedua masa peredaran buku gue, terjadi peningkatan yang signifikan dalam hal jumlah penjualan. Meski itu via jalan Online.. Dan sekarang, stok ShitLicious di gudang udah abis.. Tapi sayang, penerbit merasa kesulitan juga untuk cetak ulang karena bila toko buku udah me-return sebuah judul buku, mereka nggak mau menerima buku yang sama dari penerbit.. Sehingga ShitLicious nggak cetak ulang.. So, buat kalian yang udah dapet ShitLicious, you're the lucky one.. coz it's limited edition..Buat yang nggak dapet.. Tunggu karya gue berikutnya ya.. :)

Tapi gue juga udah bersyukur, berkat shitlicious gue mulai dikenal banyak orang. Dari shitlicious gue bisa kenal orang2 luar biasa seperti Bena, Poci, Aan, dan Orang2 hebat lain, termasuk kalian! Dari ShitLicious juga gue jadi serius ngeblog sampe sempet bisa pergi keluar negeri secara gratis. Dan dari shitlicious lah gue jadi punya keluarga dunia maya.. kalian keluarga gue guys.. Gue nggak mau nyebut kalian fans.. Silakan ngefans ama karya2 gue.. tapi tetep anggaplah gue sebagai teman, biar gue nggak takabur akan segala prestasi yang udah gue raih..

So, gue sengaja nulis panjang2 gini, biar kalian juga belajar dari pengalaman orang lain.. Kesuksesan itu nggak seperti indomie yang bisa kalian nikmati dengan proses instant.. Kesuksesan adalah anak dari ketekunan dan kesabaran..

Kalo kalian sedang berjuang, jangan sekali2 kalian ngeliat orang2 yang udah sukses dan enak2an di atas sana.. karena itu bakal bikin kalian makin down.. Kalo kalian merasa hampir nyerah, liatlah ke belakang.. udah berapa jauh kalian jalan, udah berapa banyak support yang dikasih orang2 ke kamu.. dan udah berapa banyak pengorbanan yang udah kalian lakuin.. sehingga kalian bakal nyadar, itu semua nggak boleh diakhiri cuma gara2 sandungan2 kecil..

P.S :
Sore tadi gue terharu banget karena ada pembaca ShitLicious yang dateng jauh2 dari Medan ke Jogja cuma buat ketemu gue. Namanya Upay.. anak Hukum USU.. Gue pengen ketawa pas liat reaksi dia ketemu gue pertama kali.. tangannya gemeteran banget.. Yap.. gue sangat merasa dihargai oleh Upay.. Gue seneng banget ama segala pengorbanan dia.. dan inilah kawan.. Royalti yang tak ternilai harganya sebagai penulis yang bisa kamu nikmati setelah kamu bisa menjalani segala pengorbanan dengan ketekunan dan kegigihan.. :)

@upayaw and Me.. B-)

Oke, itu aja yang bisa gue share ke kalian hari ini. Semoga tulisan panjang gue di atas, bisa bermanfaat ya guys.. :)

Oiyah.. sekarang gue lagi nulis naskah calon Buku baru gue,SKRIPSHIT (Kisah Sesat Mahasiswa Abadi), Doain semua prosesnya lancar ya Guys!

I Love U!!^^

0 Reaksi Sultan HB IX Saat Ditilang (Sebuah Kisah Nyata)

Suatu pagi di pertengahan tahun 1960-an pada pukul setengah enam pagi, polisi muda Royadin yang berpangkat brigadir polisi, sudah berdiri dengan gagah di tepi posnya di kawasan Soko. Dari arah yang berlawanan dengan arus kendaraan lainnya, tampak sebuah sedan hitam berplat AB. Brigadir Royadin memandang di kejauhan, sementara sedan hitam itu melaju perlahan menuju ke arahnya. Dengan sigap, ia menyeberang jalan di tepi posnya. Tangannya diayunkan ke depan untuk menghentikan laju sedan hitam itu. Sedan tahun 50-an itu berhenti di hadapannya.

Saat mobil menepi, Brigadir Royadin menghampiri sisi kanan pengemudi dan memberi hormat. "Selamat pagi! Boleh ditunjukkan rebuwes!" Pada masa itu, surat mobil masih diistilahkan rebuwes.

Perlahan, pria di dalam sedan menurunkan kaca samping secara penuh. "Ada apa, pak polisi?" tanya pria itu. Brigadir Royadin tersentak kaget. Ia mengenali siapa pria itu. "Ya Allah... Sinuwun!" kejutnya dalam hati. Gugup bukan main, tapi itu hanya berlangsung sedetik. Naluri polisinya tetap menopang tubuh gagahnya dalam sikap sempurna. "Bapak melanggar verboden, tidak boleh lewat sini, ini satu arah!" Ia memandangi pria itu yang tak lain adalah Sultan Yogya, Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Setelah melihat rebuwes, Brigadir Royadin mempersilakan Sri Sultan untuk mengecek tanda larangan verboden di ujung jalan, namun Sri Sultan menolak.

"Ya... saya salah. Kamu benar, saya pasti salah!" Sinuwun turun dari sedannya dan menghampiri Brigadir Royadin yang tetap menggenggam rebuwes tanpa tahu harus berbuat apa. "Jadi...?" Sinuwun bertanya. Pertanyaan singkat, namun sulit bagi Brigadir Royadin untuk menjawabnya.

"Em... emm... Bapak saya tilang, mohon maaf!" Brigadir Royadin heran, Sinuwun tak juga memakai kekuasaannya untuk paling tidak bernegosiasi dengannya. Jangankan begitu, mengenalkan dirinya sebagai pejabat negara dan raja pun, beliau tidak melakukannya.

"Baik... Brigadir, kamu buatkan surat itu, nanti saya ikuti aturannya. Saya harus segera ke Tegal!" Sinuwun meminta Brigadir Royadin untuk segera membuatkan surat tilang.

Dengan tangan bergetar, Brigadir Royadin membuatkan surat tilang. Ingin rasanya tidak memberikan surat itu, tapi tidak tahu kenapa ia sebagai polisi tak boleh membeda-bedakan pelanggar kesalahan yang terjadi di depan hidungnya. Yang membuatnya sedikit tenang adalah tak sepatah kata pun keluar dari mulut Sinuwun yang menyebutkan bahwa dia berhak mendapat dispensasi. "Sungguh orang besar...!" begitu gumamnya.

Surat tilang pun berpindah tangan. Brigadir Royadin menghormat pada Sinuwun sebelum Sinuwun kembali memacu sedan hitamnya menuju ke arah barat, Tegal. Setelah Sinuwun pergi, Brigadir Royadin menyadari kebodohan dan kekakuannya. Tapi, nasi sudah menjadi bubur dan ketetapan hatinya untuk tetap menegakkan peraturan pada siapa pun berhasil menghibur dirinya.

*** 

Esok paginya saat apel, suara amarah meledak di markas polisi Pekalongan. Nama Royadin diteriakkan dari ruang komisaris. Brigadir Royadin diminta menghadap komisaris polisi selaku kepala kantor. "Royadin, apa yang kamu lakukan.... Sa'enake dewe. Ora mikir... Iki sing mbok tangkep sopo heh... ngawur... ngawur!" Komisaris mengumpat dalam bahasa Jawa. Di tangannya, rebuwes milik Sinuwun berpindah bolak-balik dari telapak kanan ke kiri. "Sekarang aku mau tanya, kenapa kamu tidak lepas saja Sinuwun. Biarkan lewat, wong kamu tahu siapa dia. Ngerti nggak kowe sopo sinuwun?"

"Siap Pak, beliau tidak bilang beliau itu siapa. Beliau ngaku salah... dan memang salah!" Brigadir Royadin menjawab tegas.

"Ya, tapi kan kamu mestinya ngerti siapa dia. Ojo kaku kaku, kok malah mbok tilang... Ngawur... jan ngawur.... Ini bisa panjang, bisa sampai Menteri!" Saat itu kepala polisi dijabat oleh Menteri Kepolisian Negara.

Brigadir Royadin pasrah, apa pun yang dia lakukan dasarnya adalah posisinya sebagai polisi, yang disumpah untuk menegakkan peraturan pada siapa saja. Usai mendapat marah, Brigadir Royadin bertugas seperti biasa.

*** 

Suatu sore saat bertugas, Royadin diminta menghadap komisaris di kantor. Setibanya di kantor, komisaris berkata, "Royadin.... Minggu depan kamu diminta pindah!" Mendengar berita itu, tubuh Royadin menjadi lemas. Ia membayangkan harus menempuh jalan menanjak di pinggir kota Pekalongan setiap hari, karena mutasi ini, karena ketegasan sikapnya di persimpangan Soko.

"Siap, Pak !" Royadin menjawab datar.

"Bersama keluargamu semua, dibawa!" 
Pernyataan komisaris mengejutkan, untuk apa bawa keluarga ke tepi Pekalongan selatan, ini hanya merepotkan diri saja.

"Saya sanggup setiap hari pakai sepeda pak komandan, semua keluarga biar tetap di rumah sekarang!" Brigadir Royadin menawar.

"Ngawur... Kamu sanggup bersepeda Pekalongan-Yogya? Pindahmu itu ke Yogya bukan di sini. Sinuwun yang minta kamu pindah tugas ke sana. Pangkatmu mau dinaikkan satu tingkat!" cetus pak komisaris. Disodorkan surat yang ada digenggamannya kepada Brigadir Royadin.

Surat itu ditulis tangan yang inti isinya: "Mohon dipindahkan Brigadir Royadin ke Yogya, sebagai polisi yang tegas saya selaku pemimpin Yogyakarta akan menempatkannya di wilayah Yogyakarta bersama keluarganya dengan meminta kepolisian untuk menaikkan pangkatnya satu tingkat." Surat itu ditandatangani Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

Tangan Brigadir Royadin bergetar, namun ia segera menemukan jawabannya. Ia tak sanggup menolak permintaan orang besar seperti Sultan HB IX, namun ia juga harus mempertimbangkan seluruh hidupnya di kota Pekalongan. Ia cinta Pekalongan dan tak ingin meninggalkan kota ini.

"Mohon Bapak sampaikan ke Sinuwun, saya berterima kasih, tapi saya tidak bisa pindah dari Pekalongan. Ini tanah kelahiran saya, rumah saya. Sampaikan hormat saya pada beliau, dan sampaikan permintaan maaf saya pada beliau atas kelancangan saya!" Brigadir Royadin bergetar, ia tak memahami betapa luasnya hati Sinuwun Sultan HB IX. Amarah hanya diperolehnya dari sang komisaris, namun penghargaan tinggi justru datang dari orang yang menjadi korban ketegasannya. Luar biasa!

Selasa, 15 Januari 2013

0 Kebiasaan Tak Terlupakan Jaman Gue Pacaran


artikel ini saya ambil dari shitlicious.com , sangat menyentuh sekali buat para kaum2 remaja, chek it out ya :D


"Lirik lagu kamu ngaco!!" Ujar seorang cewek berambut lurus dengan dua tahi lalat di pipi kanan dan kiri yang bikin tingkat kecantikannya naik 69% itu. Saat itu kami sedang berada di dalam sebuah mobil yang audio systemnya sedang memutar lagu-lagu top 40 kencang-kencang.

"Suara kamu juga fals, Kayak kentut Koala!!" Ujar gue.
"Apa kamu bilang?! Kentut Koala?! Nakaaalll...!!" Cewek itu nyubit-nyubit dengan brutal perut gue. Gue pun ngaceng. Kita pun pelukan. Sweet.

Gue jadi inget moment-moment indah jaman gue pacaran sama mantan calon gebetan gue. Ada banyak banget hal-hal indah yang udah kita lakuin bareng. Karena rutinnya hal-hal indah yang kita lakukan, akhirnya itu menciptakan sebuah kebiasaan. Endingnya, pas bubar nyesek sendiri. Karena memang susah sih menghapus perasaan, tapi yang lebih susah lagi itu untuk menghapus kebiasaan.

Oke, di postingan ini gue bakal nostalgia tentang indahnya jaman-jaman gue pacaran dulu. Gue tau, sepahit-pahitnya pacaran yang udah bubar, pasti selalu ada kenangan-kenangan berharga yang nggak akan bisa pudar. Semua kenangan itu selalu bisa diinget lagi, sebagai bekal untuk tersenyum-senyum kecil pas udah tua nanti. Selain itu, bisa juga diceritakan ke anak sendiri. :) Dan nggak usah berlama-lama, mari kita mulai bernostalgia..


Nyanyi bareng
Saat malem tiba, dan saat berdua, gue main gitar dan dia nyanyi, itu adalah perpaduan sempurna buat kita. Walaupun mungkin orang lain bilang, itu adalah semacam duet pengundang bencana, tapi karena cinta, indah-indah aja tuh di mata kita.

Seperti di pembuka postingan ini, gue demen nyanyi-nyanyi, teriak-teriak pas lagi jalan sama mantan gue dan lagi di dalam mobil. Pengin juga sih nyanyi-nyanyi heboh gitu pas jalan pake motor, tapi terakhir kali gue coba cara itu, mantan gue ngambeg karena air liur gue nyemprot semua ke muka dia. Wajahnya pun terserang penyakit kusta.

Endingnya gue diputusin.

Bayangin Tentang Masa Depan.
Membicarakan tentang masa depan bersama pasangan adalah salah satu hal yang susah dihentikan saat sedang pacaran. Gue sendiri udah membuktikan itu. Berkhayal tentang masa depan kalo nanti bisa bersama, emang cara paling sederhana untuk bahagia. Contoh simpelnya kayak dialog ini:

"Sayang, aku mau anak kita kelak dua aja.." Kata gue ke mantan calon gebetan gue itu.
"Aku juga gak mau punya anak banyak-banyak.. Ngelahirin kan sakit!"
"Nah, aku pengin anak kita ntar cowok sama cewek.. Yang cowok ntar suka belain aku kalo sering pulang malem, yang cewek ntar suka ngadu sama kamu kalo liat aku jalan sama istri baru.."
"ENAK AJA!!"

Endingnya gue diputusin.

Giving surprises, and Get surprised!
Setiap kali gue pacaran, gue selalu bilang ke pasangan kalo gue itu bukan tipe cowok romantis, tapi gue adalah cowok yang penuh kejutan. Dan itu bukan gombal seribuan di pasar-pasar dan trotoar. Gue selalu bisa ngebuktiin itu. Contoh simpelnya gue dulu pernah LDR Jakarta-Medan. Baru aja kelar skype-an sampe jam 4 pagi, jam 8 pagi gue udah BBMin dia lagi, "Sayang.. Kamu di mana? Aku kangen."
"Kangen? Sini lah.." Jawab dia.
"Udah.. Jemput dong di Polonia.." Gue jawab gue dengan santai.
"HAH?! SERIUS?! SUMPAH?!" Iya, dia nulis chatnya dengan huruf kapital semua.
"Iya. *kirim pic tiket pesawat*"

Sorry kalo burem.. Motretnya di bandara, pas masih ngantuk.

Dia jemput gue dan kita pun pelukan.. :')

Itu baru salah satu kejutan gue buat mantan. Ada beberapa pengalaman gue bikin kejutan lain yang nggak terlupakan.

Gue juga suka bikin surprise dalam bentuk ngasih sesuatu tanpa perlu diminta dulu. Jadi pernah suatu ketika mantan gue bilang,

"Sayang, aku abis beli bantal Shaun the sheep loh!"
"Oh ya?! Makin ngefans sama Shaun the Sheep dong ya!" Jawab gue sambil senyum-senyum.
"Iya dong!! Jadi ada temen bobo sekarang.."
"Biar temen bobonya makin rame, coba deh cek di bagasi ada apa..." Senyum licik gue muncul.
"Ada apa?! Ada apa?!" Dia penasaran.. Dan pas dia ngecek bagasi mobil, dia nemu boneka salah satu tokoh di kartun Shaun the Sheep itu. Dia terharu.. Dia kayang di zebra cross pas lampunya lagi nyala ijo.


Pas beli nih boneka, gue diketawain cewek-cewek di toko. Muka sangar tapi beli boneka.. -______-"

Cerita lain lagi nih.. Jaman semester 1 dulu, gue demen sama seorang cewek. Dia cantik, muka agak arab, tapi dia pendiam banget. Mungkin karena pendiamnya itu, bikin gue makin tertarik.Emang banyak sih orang yang mengawali rasa cinta cuma karena penasaran. Setelah rasa penasaran itu terjawab, rasa hambar jadi menyelinap.

Nah, untuk bikin surprise, gue dibantu sohib gue Agil nyiapin 100 potong lilin yang gue susun di lapangan basket kampus gue. Lilin emang selalu sukses memberi kesan romantis di malam hari sih ya. Terus pas si target lewat, gue bawa ke zona-lilin itu, dan gue tembak dia di sana. Endingnya?

Gue ditolak. Soalnya kita belum sempet kenalan sebelumnya. -_______-"

Selain kejutan yang itu, ada juga kejutan lain lagi. Jadi dulu gue sempet berpikir untuk serius sama salah satu mantan gue. Karena gue sendiri udah capek dengan siklus KENALAN-> PDKT-> JADIAN -> ILFEEL -> PUTUS -> KENALAN LAGI. Sumpah udah gak umur lagi buat gituan. So, gue mutusin buat ngelamar dia dulu secara pribadi.

Waktu itu gue lagi jalan di mall sama mantan gue dan adeknya. Sebelumnya adeknya itu udah gue minta buat ngalihin perhatian doi. Pas dia lagi lengah, gue pelan-pelan ngabur. Terus dengan ditemenin sohib mantan gue, namanya Iam, kita masuk ke sebuah toko emas. Gue langsung pilih cincin couple yang ukurannya pas. Eh.. pas gue lagi milih-milih, mantan gue itu tiba-tiba lewat depan toko sambil nengok kanan-kiri mencari-cari. Karena gue nggak mau ketauan, spontan gue ngumpet di bawah meja. Ibu-ibu penjaga toko itu langsung teriak-teriak, "Ini apa?! Kau mau ngerampok kau?! Ku panggil security ya?! Awas kau!!" Gue sempet ikut panik juga waktu itu. Gue nggak mau masuk koran dengan tuduhan perampokan, terus dibawa ke Nusa Kambangan, dan jadi mangsa para narapidana kesepian.

Setelah mantan gue itu gak ada lagi di depan toko, gue jelasin pelan-pelan ke ibu yang jaga toko. Setelah dia paham apa yang gue maksud, dia bilang, "aaah.. So sweet ya~"
Karena bete dituduh rampok, gue jawab, "Mana ada rampok se-sweet ini lah buk! Kimbek!"


Gue simpen dulu cincinnya di tas gue, sebelum gue ke bandara.

Terus balik dari mall itu, kebetulan gue harus balik ke Jakarta. Dan cincin itu gue kasih ke dia di bandara. Gue lamar dia, sambil diliatin orang-orang sebandara. Dia mewek. Gue horny.

Sebenernya gue ngelakuin hal-hal seperti itu, ada alasan utamanya. Gue nyadar wajah gue nggak tampan. Jadi, saat wajah tak bisa dibanggakan, kenapa nggak bikin kisah yang membanggakan? Gue juga sering bilang ke mantan gue, "Aku nyadar gimana tampangku, jadi aku selalu nyari cara biar kamu bangga memiliki aku." Dia cuma tersenyum penuh makna.

Meskipun endingnya dari kisah-kisah cinta gue nggak mulus, tapi nggak ada yang gue sesali karena itu semua gue lakuin dengan tulus. Sepahit-pahitnya kisah cinta, pasti selalu ada kisah manis tak terlupakan di sana. Ngasih kejutan ke orang spesial itu asiknya luar biasa. Klimaksnya tuh kalo liat dia nangis terharu, dan bilang"kamu tuh gila ya!" terus meluk kenceng-kenceng. Sensasinya lebih gila daripada cuma sekedar ciuman di depan Satpol PP loh.

Tapi ada kalanya gue juga dapet "surprise" dari cewek. Ya, tukang bikin surprise emang kudu siap juga kalo suatu saat gantian dapet surprise. Jadi waktu itu gue masih semester 4 kali ya. Gue tau malem itu pacar gue bakal ulang tahun. So, gue berencana bikin surprise gitu. Seharian dia udah gue bikin bete. Malem dia ngajak dinner gue alesan sibuk, nggak bisa. Gue nggak mau nemuin dia seharian karena nyiapin kado, kue dan topi ulang tahun. Tapi ke dia, gue beralasan sibuk sama urusan kampus. Gue ngelakuin itu sengaja biar efek surprise-nya makin luar biasa. Karena gue percaya, matahari itu akan selalu terlihat lebih cerah setelah mendung seharian.

Nah, menjelang jam 12, gue dateng ke kosnya dengan membawa kue tart, make topi ultah dan kado. Tepat jam 12 malemnya, gue ketuk-ketuk kamarnya, tapi gak ada respon juga. Kurang lebih sejam gue nyoba manggil-manggil dia, tapi dia nggak keluar juga. Waktu itu gue sempet panik, gue kira dia bener-bener murka. Akhirnya gue cuma bisa nunggu dengan duduk di kursi depan kamarnya. Gue harap, esok pagi saat dia bangun dan liat gue udah di depan pintu dengan kejutan ulang tahun yang udah gue bikin, kemarahan dia akan mereda.

Tapi kenyataannya nggak sepositif pemikiran gue. Kurang lebih pukul 4.30 pagi, gue liat ada mobil berenti di depan kost  mantan gue itu. Dari mobil itu turun seorang cowok dan cewek yang keliatan sangat akrab. Ya, cewek itu adalah mantan gue. Saat itu juga, gue deketin mereka dan ninggalin kue tart di kursi depan kamar mantan gue itu. Gue bilang, "Selamat ulang tahun ya.. Semoga kamu makin dewasa." Abis itu gue langsung pergi.  Mantan gue nyoba ngejar dan nyegah kepergian gue. Dia mencoba membela diri, "Ini gak seperti apa yang kamu pikirkan kok! Jangan marah plis!"

Gue cuma jawab, "Iya, ini nggak seperti yang aku PIKIRIN, tapi seperti apa yang aku LIHAT! Cewek subuh-subuh dianter balik cowok itu udah lebih dari cukup buat nyimpulin apa yang kalian lakuin. Bye!"

Tampak bodoh memang. Soalnya waktu gue bilang gitu, gue masih make topi ulang tahun.


Ngambek sambil pake ginian di kepala itu, malunya....

Sejak saat itu, gue nggak ketemu dia lagi. Ternyata dapet surprise nggak enak itu nyesek juga ya. Tapi gue nggak bakal berubah. Karena buat gue, nyenengin pasangan itu bukan kewajiban, melainkan kebutuhan. :)

Okay, sampe sini dulu aja nostalgianya. Mungkin ada yang bilang kisah-kisah gue ini alay atau lebay. Tapi gue percaya, cinta itu nggak mengenal kata lebay. Lebay itu milik logika.

Intinya, kalo kita udah ngelakuin hal terbaik buat pasangan tapi masih ditinggalkan, ya udah.. Ikhlasin aja, biar Tuhan tau kalo kita siap nerima pasangan yang lebih baik lagi.. :)

Kalo ada yang mau sharing soal moment-moment tak terlupakan sama pacar atau mantannya, boleh loh share di comment box!

Followers

 

Ak! Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates